Berlangganan

Episode_Pena

Salam Pena

Sahabat semua....
Pena harus senantiasa menulis, agar pena mempunyai ketajaman pesan. Episode_Pena tempat untuk saling berbagi & menambah wawasan. Silahkan Sahabat semua memberikan saran, kritik, masukan atau 'say hello' dengan meng-klik & mengisi Buku Tamu :)

Agustus 28, 2009

Refleksi : Do’akah Yang Sering Kita Lupakan



Refleksi : Do’akah Yang Sering Kita Lupakan

Tatkala jiwa terus mencari
Sang raga bergerak menorehkan amalan
Menata ruang di sudut- sudut hati
Mencoba untuk senantiasa berdiri
Di atas tumpuan Sang Maha Kuat


“Dan (Zakaria) berkata, ‘Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a kepada-Mu, ya Tuhanku’” (QS. Maryam 19 : 7)
»»  READMORE...

PASTI, ALLOH BERSAMA MEREKA YANG BERJUANG



PASTI, ALLOH BERSAMA MEREKA YANG BERJUANG
(Judul disadur dari Majalah Tarbawi)

“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman” (QS Ali Imron : 139)

Jam di dinding menunjukkan Pukul 21.00, ketika Fahmi merebahkan dirinya di tempat tidur. Penat yang terasa ditubuhnya setelah seharian bergumul dengan aktivitasnya. Pukul 06.00 syuro panitia penyambutan Maba di LDKnya, Pukul 10.00 ada rapat pleno panitia Ospek, dan pukul 15.30 ada rapat panitia grand opening mentoring tingkat universitas.
»»  READMORE...

Agustus 25, 2009

BUKAN SEKEDAR PENA HIDUP BIASA



Melaju di atas kuda besi berkecepatan 80 -100 km/jam, mengejar waktu sebelum pukul 06.45 (pastinya, yang namanya waktu tak pernah lari). Subhanalloh, benar-benar memicu adrenalin, belum ditambah hawa pagi yang membuat gigil seluruh badan. Begini, ni nunggu Ade-ku siap-siap, yang dibonceng nunggu supirnya dulu siap, kalau dah siap baru berangkat. Walhasil, nunggu 15’ sampai sang supir siap.

Pagi ini, seperti pagi-pagi sebelumnya yang datang silih berganti, pun sama seperti slide-slide kehidupan yang sambung-menyambung sedang kita perankan. Kalau hanya sekedar hidup, kayaknya terlalu sayang bagi kita untuk lahir ke dunia.
Nuansa pagi, dengan kesegaran embun yang masih bergelayut manja di dedaunan, hawa segar yang menelusup-menerobos paru-paru, ‘gagahnya’ sang gunung nun dari kejauhan sana-tampak berdiri kokoh tanpa ada awan yang menutupinya.

Maka, hidup ini pun harus selalu kita nyalakan semangatnya. Ada begitu banyak alasan bagi kita untuk senantiasa menikmati hidup ini, ada banyak kesan bagi kita untuk senantiasa bisa tersenyum pada dunia, ada banyak usaha bagi kita untuk senantiasa berbagi cinta kasih terhadap sesama.
»»  READMORE...

Agustus 24, 2009

Ramadhan Revolusioner : Be a New You in Alloh’s Way


“Ada banyak cara ketika Alloh SWT ingin meyadarkan kita dari kelalalaian, lalu menjadikan kita sebagai ‘orang baru’. Tiba- tiba kita merasa untuk hidup kedua kalinya”

Cahaya sang fajar masih terbit dari timur, awan- awan masih berarak di langit, lambaian pohon, gemerisik daun- daun, gemericik suara air masih setia melantunkan pujian bagi Sang Penggenggam Alam Semesta, Sang Maha Hidup yang tak bosan- bosannya memberikan sumber kehidupan bagi siapapun. Spirit ramadhan menghentak, sebagian surut, atau bahkan mengalami degradasi, ternyata sang waktu begitu teguh, mereka yang tidak berpacu, maka tertebaslah, di saat yang lain bisa menanam begitu banyak bibit- bibit kebaikan. Dan waktu terus bergulir, ramadahan kini menuju penghujungnya, lalu yang menjadi pertanyaan adalah : sampai detik, menit, dan jam ini revolusi apakah atau gerangan perubahan apakah yang telah kita dapatkan ?

Kenyataan sosial sekarang memaksa kita, suka ataupun tidak, untuk hanya berhadapan dengan dua pilihan : ikut arus dan terjebak dalam kelemahan zaman atau melantangkan seruan perlawanan, membangun kebangkitan bersama, yang akan saling menguatkan dan mengukuhkan.
»»  READMORE...

Sungguh, Saya Malu ...............

Tak jauh dari dugaan, kadang memang realitas berkata lain. Orang yang tak tahan banting pun akan terseleksi, surut dan selangkah demi selangkah kehilangan jejak, entah kemana.
Konsisten dengan niat yang telah diikrarkan di awal, bukan berarti harus bernapas lega, karena niat itu belum teruji ‘kesungguhannya’. Akan ada skenario di lapangan yang disadari atau tidak, akan menguji niat seseorang. Tak aneh, sering niat awal berbalik jalur, tercerabut dari kata konsistensi manakala pengendalian terhadap ‘rasa’, entah kecewa-kecapean dan keletihan yang teramat sangat mulai mendera. Jasadi, fikriyah, sampe ruhiyah.
Sungguh, saya malu.
»»  READMORE...

Agustus 21, 2009

Pahlawan Zaman

Pahlawan Zaman

Hujan masih sama seperti dulu
Waktu pun tak akan mungkin terhenti
Terus berputar, berganti generasi dan karakteristik
Jika hanya berdiam diri, maka bersiaplah tertinggal
Tertindas oleh zaman dan roda-roda peradaban
Karena masa tak kenal ampun,
Dia senantiasa haus dengan keringat-keringat yang terkuras

Dunia pun akan tertawa,
»»  READMORE...

Definisiku

Definisi-ku

Semilir angin menghembus
Hawa dingin perbukitan, dengan embun yang masih bergelayut manja
Kabut putih terhampar bak karpet putih
Gemericik suara air curug dari kejauhan
Hamparan sawah dan pohon-pohon menghijau
Jalan setapak dan berliku menuju puncak curug
»»  READMORE...

Belum Berjudul

Kuningan, 23 Februari 2006
10.30 pm

Malam beranjak lagi, ada lamunan bintang-bintang di atap-atap langit
Bersinar dan belum meredup
Berkilau di kegelapan
Mengukir kesan yang kasat mata
Siapapun akan merasa tepesona
Siapapun akan menaruh berjuta asa

Biarkan aku menjadi orang yang selalu bersinar
Walau harus kutapaki tangga kegagalan
Karena disanalah aku dapat belajar
Teguh, tangguh, dan sengguh
Teguh dalam iman dan cita-cita
Tangguh, tidak pernah goyah dan goyang jiwanya
Sengguh, selaras antara kata dan perbuatan
»»  READMORE...

“Mencari Spirit Pendidikan Indonesia”

“Mencari Spirit Pendidikan Indonesia”

Bertepatan dengan tanggal 2 Mei, terkenang dengan seorang Pahlawan Bangsa, Pahlawan yang begitu peduli terhadap nasib pendidikan bangsa, seorang pahlawan yang begitu gelisah melihat kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional, spirit beliau masih terasa dalam ruh “Ing ngarso sung tulodo (di depan memberikan teladan), ing madyo mangun karso (di tengah membangun motivasi), tut wuri handayani (di belakang memberikan inspirasi)”.

Pendidikan bukan hanya sekedar kata kerja “didik” yang diberi imbuhan pe-an,
»»  READMORE...

Amanah Phobi ?!!! (Part 2)

AMANAH-PHOBI ≠ AMANAH-INSYA ALLOH (SIAP !!!)
”AKULAH PEMUDA ITU”
(Part 2)

Lantunan nasyid masih terdengar, menghebus gelora semangat, setelah pagi tadi lantunan surat-Nya membasahi bibir-bibir yang merindukan nur-Nya. Sungguh, semburat pagi yang harus slalu dihadapi dengan optimisme dan diawali dengan lantunan atas nama-Nya Yang Maha Rahman dan Maha Rahim.

Matahari masih bersembunyi di balik awan-awan yang tak lagi putih jernih, sapaan pagi yang menghentak untuk bersegera dalam mencari rezeki-Nya. Terpaan udara khas pagi, yang bagi sebagian orang menyebabkan ”morning-sick”. Harus bergerak, ya memang harus ! Kalau tidak, kita akan ketinggalan kereta ..............

Inspirasi itu datang ketika terhenti pada sebuah kisah tentang seorang pejuang dan pembaharu islam.........................
»»  READMORE...

Amanah Phobi ?!!! (Part 1)

29 Oktober 2007
Pukul 19.00 WIB

AMANAH-PHOBI ≠ AMANAH-INSYA ALLOH (SIAP !!!)(Part 1)

Bukan zamannya lagi “amanah-phobi” sekarang zamannya ”amanah-insya Alloh (siap!)”
Yup, jangan disalahartikan berarti kita meminta-minta amanah, tetapi hakikat sebuah amanah, maka harus ada orang yang kemudian mengembannya.

Kalau generasi penerusnya pada ogah-ogahan atau terkena sindrom takut amanah, lalu siapa lagi yang akan menjadi pemegang panji-panji Islam ? Suara lantang siapa yang senantiasa menyeru bahasa kebenaran ketika ditengah-tengahnya banyak ketimpangan terjadi ? Lalu apakah kita tidak tergiur untuk menjadi generasi yang Alloh mencintai mereka dan mereka pun mencintai Alloh ? Lalu siapa generasi penantian yang sedang dinanti-nanti tersebut ?

Proses pewarisan (Taurits) nilai-nilai dan semangat untuk selalu siap siaga baik dalam keadaan ringan atau berat harus kembali kita pupuk. Karena zaman akan senantiasa berganti, pergiliran ”rijal-rijal” yang berputar bersama zaman pun adalah sebuah keniscayaan.

Adalah sebuah pilihan strategis, ketika bersama siapapun, kapanpun, dan dimanapun, kita menempatkan dan senantiasa meluruskan niat untuk berusaha menjadi ”rijal”. Tapi ternyata ada yang lebih penting dari itu, kalau bahasa lainnya ”kita jangan egois dunks !!!” (kritikan buat sendiri nih ......), ternyata selain jadi ”rijal” harus ditambah lagi, kita harus mampu untuk mencetak rijal-rijal baru. Pasti ga seru, kalo apa yang tlah kita pahami atau kalo mau narsis-ilmu-ilmu yang tlah kita dapatkan dari proses pengamatan-pelaksanaan-penghayatan dari para pendahulu, hanya terhenti dalam diri kita, tanpa ada proses transformasi ke ”the next rijal”.

Wah, mandeg nih !!! Gimana generasi berikutnya bisa lebih baik. Ya, minimal kalau kata seorang teman ”kalo antum mau pergi (lulus, mutasi, de-el-el), minimal cetak satu orang yang sekualitas antum atau syukur-syukur kalau lebih dari antum”.

Tugas siapa ? masih tanya ......???!!!! Hakikatnya tugas dari masing-masing diri kita.

Alloh SWT aja tlah memperingatkan kita, untuk bisa meneruskan ”proses pewarisan” dengan generasi-generasi yang memang telah disiapkan sebelumnya. Sehingga generasi yang kemudian muncul adalah realisasi dari pengorbanan panjang penuh penantian, bukan sensasi, halusinasi, atau kolaborasi.

Coba deh kita buka QS An-Nissa : 9
”Dan hendaklah takut kepada Alloh, orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah”
»»  READMORE...

Mencari Ajari

1 Oktober 2007
19.45 WIB



MENCARI AJARI

Rabbi,
aku hanya hamba-Mu, aku hanyalah kepunyaan-Mu
Sungguh aku berlindung kepada-Mu dari segala godaan syetan
Masukkanlah hamba-Mu ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa diberi petunjuk
Rabbi,

Ajari aku tentang makna hidup, karena masih banyak yang belum bisa aku petik hikmahnya

Ajari aku tentang Dien ini, karena sungguh begitu dalam kemuliannya yang belum sempat aku hayati

Ajari aku tentang ketawadhuan,
»»  READMORE...

Aku adalah Sebuah Titik

Aku adalah Sebuah Titik

Kampus biru berdiri megah di jajaran paling selatan Universitas Negeri Adem, tepat ke arah utara kita akan melihat Gunung Tidak Bahaya-nama yang unik, karena selama ini belum ada indikator keadaan sangat kritis yang menunjukkan gunung tersebut akan meletus- berdiri dengan kokoh walaupun sedikit terhalang oleh gedung Kampus hijau.

Matahari dengan bangganya memancarkan sinar dengan suhu mencapai ± 390 C
“Fuihh…sungguh panas hari ini” tangan Nisrina mengusap titik-titik air hasil ekskresi yang dikeluarkan melalui kulit dari proses metabolisme tubuh, yang ada di dahinya.
Di rerimbunan pohon sawo kecik kaki-kakinya terhenti, kerudung putihnya melambai-lambai ditiup angin yang sekedar menumpang lewat, hisapan udara panjang disertai dengan hembusan nafas, O2 pun masuk mengisi paru-paru, menggantikan zat asam arang(1) yang telah terlampau jenuh, perlahan meliuk keluar menuju udara bebas, matanya yang putih bening dengan bola mata coklat memandang lurus dan tajam,
»»  READMORE...

Resume : IM Anugerah yang Terdzolimi

Al Ikhwan Al Muslimun
Anugerah Alloh yang Terzalimi

Pengantar
“Hai orang- orang beriman bertakwalah kamu kepada Alloh dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Alloh memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Alloh dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar” (QS. Al- Ahzab: 70- 71)

Misalnya, di tengah gerakan protes terhadap aliran sufisme (tasawuf) dalam Islam, Hasan Al Banna tidak hanya melihat sisi negatif pemikiran dan perilaku kaum sufi, Ia melihat secara bijak. Sufisme memiliki kelebihan dan kekurangan.
»»  READMORE...