Berlangganan

Episode_Pena

Salam Pena

Sahabat semua....
Pena harus senantiasa menulis, agar pena mempunyai ketajaman pesan. Episode_Pena tempat untuk saling berbagi & menambah wawasan. Silahkan Sahabat semua memberikan saran, kritik, masukan atau 'say hello' dengan meng-klik & mengisi Buku Tamu :)

Februari 26, 2012

ADA APA DENGAN IKHWANUL MUSLIMIN? (Studi Kritis Tentang Prinsip Dakwah dan Politik Ikhwanul Muslimin)



I. Pendahuluan
Islam sejak kemunculannya yang pertama-dibawakan oleh Rasulullah Muhammad SAW- hingga hari ini telah berumur empat belas abad. Sepanjang rentang waktu itu, Islam mengalami pasang surut peradaban. Dalam sebuah nubuwwat-nya Rasulullah, pernah menengarai bahwa umat Islam setidaknya akan melalui lima periode dalam perjalanannya hingga hari kiamat nanti; periode Kenabian, periode Kekhalifahan yang tegak di atas nilai-nilai kenabian, periode Mulkan’Aadhan atau Penguasa yang Menggigit, periode Mulkan Jabariyyan atau Penguasa yang Menindas, dan terakhir sebelum datangnya Kiamat umat ini sekali lagi akan berjaya dengan kembali ke periode Kekhalifahan yang tegak di atas nilai- nilai kenabian.
Umat Islam telah melalui sejarahnya yang panjang dengan kebangkitan dan kemunduran yang datang silih berganti. Hal yang sama juga dialami oleh peradaban-peradaban lain. Ini merupakan sunatullah yang tidak bias ditawar-tawar.
“Dan masa (kejayan dan kehancuran) itu kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran).” (Ali Imran: 140)
Begitulah, pada setiap kurun yang dilalui umat ini, kita selalu melihat di dalamnya terdapat krisis dalam aspek-aspek tertentu dari kehidupannya. Krisis itu kemudian memicu munculnya gerakan pembaharuan (kebangkitan) dengan lontaran isyu-isyu yang khas sesuai dengan ragam krisis yang terjadi. Setiap kebangkitan melahirkan (juga dilahirkan oleh) tokoh-tokoh ulama, mujahid, ulama mujahid dengan karya amal maupun karya tulis yang juga khas, sesuai dengan ragam dan karakter krisis yang terjadi pada saat itu.
Krisis yang telah melanda umat Islam saat ini tidak lagi terkonsentrasi pada aspek-aspek tertentu dalam kehidupan umat, melainkan menyentuh keseluruhannya. Hampir dalam semua segi kaum muslimin mengalami kemunduran. Lihatlah betapa secara politik mereka dan tidak memiliki lembaga “Daulah Islamiyah” yang mampu mengayomi warganya. Secara ekonomi mereka marginal, dalam masalah pendidikan dan ilmu pengetahuan mereka tertinggal, dalam aspek sosial budaya mereka mengekor pada kehidupan barat, dan demikian seterusnya pada seterusnya pada bidang-bidang kehidupan yang lain. Bahkan dari segi kepahamannya terhadap ajaran Islam sendiri, mayoritas mereka masih jauh dari memadai.
Adanya krisis multidimensional itu membutuhkan sebuah solusi perbaikan yang berkelanjutan.  Hal ini hanya dapat dilakukan oleh sebuah gerakan yang komprehensif dan integral-menyeluruh dalam setiap strategi perjuangannya.       

II. Permasalahan
Dari uraian diatas, dapat diambil hipotesis sementara bahwa krisis yang melanda umat Islam saat ini harus dihadang dengan kebangkitan yang akan membawa umat Islam menuju kejayaannya kembali.  Salah satu gerakan pelopor kebangkitan umat Islam di abad 20 adalah Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Imam Syahid Hasan Al- Banna di Mesir pada tahun 1928. Gerakan dakwah ini menawarkan sebuah solusi sistemik bagi  permasalahan umat yang sudah demikian parah dan berlarut-larut. Mampukah Ikhwanul Muslimin menyokong kebangkitan Islam dalam upaya menuju kejayaannya kembali, dengan segenap sumberdaya dan perangkatnya?? Hal apa saja yang coba ditawarkan oleh Ikhwanul Muslimin untuk mengatasi permasalahan umat ini?? Pertanyaan-pertanyaan ini akan coba dijelaskan dalam makalah ini.

III. Dasar Teori 
Sebagai sistem ajaran, Islam tetap menjadi alternatif satu-satunya bagi manusia yang ingin selamat dunia maupun akhirat. Islam juga akan tetap menjadi satu-satunya alternatif peradaban modern ummat manusia, pada hari ini dan hari depan. Secara konsepsional, Islamlah yang paling layak untuk menggantikan seluruh konsepsi spiritual yang telah ada. Hujjah tekstual tak usah dipertanyakan lagi. Semuanya bisa dilihat dan dikaji kebenarannya dari sumber-sumber pokok ajaran Islam, yaitu al Qur’an dan As Sunnah.
Dakwah Ikhwanul Muslimin adalah murni dakwah Islamiyah, bukan untuk kepentingan-kepentingan  yang lain. Maka, setiap muslim harus menyampaikan dakwahnyadi mana saja ia berada dan mengajak umat manusia untuk merealisasikan tuntutan Islam. Ikhwan selalu memperhatikan permasalahan kaum muslimin di segala tempat.  Dakwah Islam mengandung kemaslahatan umat manusia, sementara Islam sendiri adalah agama yang mulia dan pembawa kedamaian, ia tidak akan mengusik orang-orang non muslim selagi mereka patuh. Ikhwan menawarkan sebuah manhaj dan itu adalah Islam, satu-satunya manhaj dan tidak ada pilihan lain. Kewajiban para ikhwan adalah senantiasa mengingat bahwa mereka harus berdakwah dengan dakwah Allah SWT yang merupakan dakwah yang paling mulia, menyeru dengan pemikiran Islam yang merupakan pemikiran yang paling lurus, dan menawarkan kepada manusia syariat Al Quran yang merupakan syariat yang paling adil.
Pemahaman Islam Ikhwanul Muslimin dikemukakan oleh Hasan Al Banna dalam Mu’tamar Ikhwanul Muslimin ke -V yang diadakan 10 tahun setelah Ikhwan berdiri yaitu: “Kami berkeyakinan bahwa hukum dan ajaran Islam itu universal, mencakup seluruh aspek kehidupan duniawi dan ukhrawi. Orang yang memandang Islam hanya menyangkut soal ibadah saja jelas, salah total. Islam adalah akidah, ibadah, Negara, dan kebangsaan. Ia merupakan agama dan pemerintahan, spiritual dan kerja nyata, mushaf dan senjata. Al Qur’an telah menjelaskan semua itu dan menetapkannya sebagai inti serta pokok ajaran Islam, serta menerapkannya secara utuh.”
Di Risalah At-Taklim, beliau berbicara tentang Rukun Bai’at yang mengikat seluruh anggota Ikhwan. Rukun pertama adalah Al-fahmu. Ada Dua Puluh Prinsip Pemahaman. Dan Al Banna menjadikan yang pertama prinsip tentang pemahaman Islam.  ”Islam adalah suatu system yang universal, yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Negara dan kebangsaan, pemerintahan, dan kemasyarakatan, moral dan kekuatan hukum, kasihsayang dan keadilan, material an spiritual. Ia adalah undang-undang dan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan amal, da’wah dan jihad, usaha dan kekayaan, militer dan ideology, sebagaimana ia juga akidah yang kokoh dan ibadah yang benar. Masing-masing memiliki kedudukan yang sama.”
Itulah inti pemahaman Islam menurut Ikhwan. Bertolak dari pemahaman itulah, hasan Al Banna melihat permasalahan umat, membatasi jangkuannya, mencari jalan keluarnya dan meletakkan dasar-dasar  gerakannya secara terpadu. Al Banna menilai hanya sistem Islamlah pemecah permasalahan umat.

IV. Peran dan Kiprah Ikhwanul Muslimin dalam Menyongsong Era Kebangkitan  Islam (Implementasi Prinsip Dakwah dan Politik Ikhwanul Muslimin)
Ikhwanul Muslimin berjuang untuk mencapai tujuan asasi, tujuan luhur dan perubahan yang dikehendaki Ikhwan yaitu perubahan secara total dan integral, yang unsur kekuatan umat dan kondisi yang ada bahu-membahu, bersatu padu untuk menghadapi dan mengadakan perubahan secara total. Sebagai hasil dari pemahaman yang komprehensif dan utuh tentang Islam dalam diri Ikhwanul Muslimin ini adalah fikrah mereka melingkupi seluruh aspek ishlahul ummah (perbaikan masyarakat) dan tercermin di dalamnya setiap unsur dari berbagai pemikiran dalam rangka perbaikan  antara lain  dalam aspek politik, hokum dan administrasi; aspek sosial dan ilmiyah; serta aspek ekonomi. Kemunculannya yang berhadapan dengan sebuah fase pergolakan yang kuat dan keras antara penjajah yang fanatis dengan rakyat yang patriotis. Sebagai dampak dari situasi dan kondisi seperti ini, dakwah Ikhwan memiliki berbagai karakteristik yang berbeda dengan gerakan-gerakan dakwah yang lain di zamannya. Diantara karakterisitik dakwahnya itu adalah:
1.     Menjauhi titik-titik khilafiyah,
2.     Menjauhi dominasi tokoh-tokoh dan pembesar,
3.     Menjauhi fanatisme partai-partai dan golongan-golongan,
4.     Memperhatikan masalah takwin (pembentukkan kepribadian) dan tadaruj (bertahap) dalam langkahnya,
5.     Mengutamakan sisi amaliyah yang produktif di atas seruan-seruan dan propaganda kosong,
6.     Sangat menaruh perhatian pada pemuda, dan
7.     Cepat berkembang di pedesaan dan perkotaan.
Dakwah yang menyeluruh ini telah membawa Ikhwanul muslimin pada strategi politik yang merupakan pencerminan keyakinan dan pengamalan fikrah politik sebagai bagian integral dari fikrah Islam. Fikrah politik yang dimaksud disini adalah politik mutlak yaitu politik yang menaruh perhatian pada kepentingan umat secara keseluruhan, dalam atau luar negeri tanpa sedikitpun oleh sistem politik.  Pandangan politik semacam itulah yang memformat gerakan Ikhwan. Politik hanya menjadi salahsatu wajahnya. Bentuknya pun lembaga politik (hai’ah siyasiyah) bukan partai politik (hizb as-siyasi). Ini terlihat dari format utuhnya gerakan Ikhwan yang digambarkan Hasan Al Banna di Mu’tamar Al-Khamis sebagai dakwah salafiyah, thariqah sunniyah, hakikat shufiyah, hai’ah siyasiyah, jama’ah riyadhiyah, rabithah ’ilmiyah tsaqafiyah, syirkah iqtishadiyah dan fikrah ijtimaiyah.
Arus kebangkitan Islam yng berkembang di abad 21 ini, tidak lepas dari peran gerakan Islam. Ikhwan yang yang tersebar di banyak negara-baik berupa organisasi maupun pengaruhnya- salah satu kekuatan utama proyek besar membangun peradaban umat. Hasil yang dicapai arus kebangkitan Islam tentu tidak bisa diklaim sebagai buah kerja Ikhwan. Tapi hasil kerja seluruh gerakan Islam. Karena itulah Ikhwan memposisikan dirinya sebagai Jama’ah min Jama’atil Muslimin  seperti yang didefinisikan  Dr. Yusuf Qardhawi di Fiqhul Awlaawiyat Al-Harakah  Al-Islamiyah. Gerakan Isalam (harakah Islamiyah) adalah aktivitas masyarakat secara jama’i dan terorganisir untuk mengembalikan Islam pada kepemimpinan masyarakat, mengarahkan kehidupan pada semua bidangnya dengan perintah dan larangan-Nya, ketetapan dan anjuran-Nya.
Apa saja buah kerja umat dalam proses shahwah Islamiyah hingga saat ini? Dr. Yusuf Qardhawi di Ummatuna Bainal Qarnain memperkirakan ada enam, yaitu:
1.    Seruan implementasi syari’at Islam; bahkan ini mulai terjadi di Turki, pusat kekhalifahan yang diubah menjadi negara sekuler oleh Kemal At-Taturk. Pelopornya adalah gerakan Islam pimpinan Najmudin Erbakan.
2.    Dua negara Islam; yaitu Iran hasil revolusi 1979 Ayatullah Khomaini, dan Sudan buah Revolusi Penyelamat Islam Sudan 1989.
3.    Menghidupkan Jihad fi Sabilillah; yaaitu bangkitnya semangat dan respon positif terhadap seruan jihad melawan agresor tirani di bumi Islam. Kita menyaksikan langsung hal ini di Afghanistan, Palestina, dan Bosnia.
4.    Kembalinya para pemuda pada agama; yaitu berbondong-bondongnya para pemuda kembali ke masjid dan mengibarkan panji-panji Islam di sekolah dan kampus. Inilah cikal bakal gerakan Islam di banyak negara, misalnya di Indonesia, Malaysia dan Pakistan.
5.    Kembalinya perempuan muslimah kepada hijab.
6.    Kemunculan Islam sebagai teori dan praktek. 
Dalam perjalanan berikutnya, Ikhwan menyesuaikan sikap politiknya. Setelah mengkaji kondisi dan permasalahan politik umat secara lebih komprehensif, Ikhwan menerima keberadaan partai, bahkan multipartai- dimana di sejumlah negara. Bahkan, Ikhwan tampil atau mendirikan partai politik. Selanjutnya, hasan Al Banna menggariskan lima sasaran perjuangan politik Ikhwan, yaitu:
1.    Pembebasan negeri-negeri Islam.
2.    Persatuan negeri-negeri Islam.
3.    Mendirikan Daulah Islamiyah.
4.    Mewujudkan persatuan Arab.
5.    Mewujudkan persatuan Islam.
Sesungguhnya Ikhwan telah mengerahkan sekuat tenaga secara positif, pembangunan yang baik bagi membentuk sebuah masyarakat dan ummah baru yang berasaskan keadilan, berperikemanusiaan yang diambil dari nilai-nilai yang dipelihara oleh tradisi Islam. Sebenarnya gerakan Ikhwan telah memperlihatkan satu wawasan dan cita-cita untuk membersihkan masyarakat dari kehancuran dan keruntuhan yang telah melanda masyarakat dunia, terutamanya keruntuhan akhlak individu, masyarakat dan daulah Islam secara amnya. Ikhwan berusaha untuk mengembalikan masyarakat kepada nilai murni dan akhlak yang terpuji dengan perancangan yang produktif dan pelaksanaan yang baik sebagai contohnya menjadikan diri mereka sebagai teladan kepada masyarakat
Malahan, harakah Ikhwan berjuang untuk membebaskan masyarakat dari pengagungan terhadap unsur-unsur negatif warisan tradisi yang rendah dan beku. Serta berusaha mengubah umat Islam dari perasaan bersemangat akan Islam secara membuta-tuli tetapi malas berusaha kepada rajin bekerja dan bertawakal kepada Allah S.W.T.
Gerakan Ikhwan dimulai di Isma'iliyyah kemudian beralih ke Kairo. Dari Kairo tersebar ke berbagai pelosok dan kota di Mesir. Akhir tahun 40-an, cabang Ikhwan di Mesir sudah mencapai 3000. Tiap cabang memiliki anggota yang cukup banyak. Gerakan tersebut kemudian meluas ke negara-negara Arab. Ia berdiri kukuh di Suriah, Palestina, Yordania, Libanon, Iraq, Yaman dan lain-lain. Dewasa ini anggota dan simpatisannya tersebar di berbagai penjuru dunia. Diantaranya juga telah menyebar di Asia seperti Jepang, Malaysia, Indonesia dan lain-lain. Penyebaran Ikhwanul Muslimin sangat rapi dan dilakukan dengan terorganisir dan sistematis. Gerakan ikhwan ini yang tersebar ke seluruh dunia kadang-kadang tidak menyebutkan dirinya sebagai ikhwanul muslimin tetapi menggunakan nama lain. Pada dasarnya tujuan mereka sama yaitu mengajak manusi ke dalam sistem Islam yang kaffah (meyeluruh) dan memukul mundur gerakan sekulerisasi.
Gerakan dakwah Ikhwanul Muslimin dengan konsep-konsep gerakan yang komprehensif dan utuh menjadikan gerakan ini sebagai gerakan yang syamil (menyeluruh), mudah diterima oleh masyarakat karena solusi perbaikan yang ditawarkan sesui dengan realitas problematika ummat yang ada. Tidak hanya memperhatikan aspek sosial dan ilmu pengetahuan semata, melainkan jugaaspek suffiyah dan siyasiyyah, bahkan juga meliputi aspek harakiyyah dan jihadiyyah (pergerakan dan jihad). Oleh karena itu banyak gerakan-gerakan Islam lain yang kemudian mengadopsi pemikiran-pemikiran Ikhwan untuk kemudian dijadikan landasan dasar maupun operasional dalam upaya mencapai tujuan yang diinginkan dari gerakan tersebut.  Di Indonesia, konsep pemikiran Ikhwan banyak dijadikan referensi, antara lain Masyumi, Gerakan Tarbiyah, dan ormas-ormas Islam seperti KAMMI, yang nota bene merupakan gerakan mahasiswa.
Keberhasilan Ikhwanul Muslimin dalam gerakannya tidak lantas menjadikan gerakan ini stagnan dengan tetap berprinsip pada konsep awal gerakannya, namun konsep-konsep pemikiran dan teori-teori politik yang dibangun tetap dikembangkan. Konsep-konsep itu dibangun dengan memperhatikan realitas politik, sasaran, dan strategi perjuangan yang dipahami Ikhwan. Sangat mungkin, konsep-konsep itu akan berkembang sesuai dengan dinamika perjuangan politiknya.

V. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa  Gerakan Dakwah Ikhwanul Muslimin dapat dianggap sebagai salahsatu gerakan dakwah yang memiliki karakteristik syamil (menyeluruh). Adanya kontinuitas dan kedinamisan dari gerakan ini diharapkan mampu melahirkan solusi-solusi perbaikan umat dalam era kebangkitan Islam. Wallahu A’lam bishawwab.
  
Maraji’;
Menuju Jama’atul Muslimin: Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir.
Politik Dakwah Ikhwanul Muslimin: Suplemen Tatsqif Saksi, Mahfudz Siddiq.
Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin 1 & 2: Hasan Al Banna.
Tarikh Al- Ikhwan Al-Muslimin: Jum’ah Amin Abdul Aziz.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar