Tak jauh dari dugaan, kadang memang realitas berkata lain. Orang yang tak tahan banting pun akan terseleksi, surut dan selangkah demi selangkah kehilangan jejak, entah kemana.
Konsisten dengan niat yang telah diikrarkan di awal, bukan berarti harus bernapas lega, karena niat itu belum teruji ‘kesungguhannya’. Akan ada skenario di lapangan yang disadari atau tidak, akan menguji niat seseorang. Tak aneh, sering niat awal berbalik jalur, tercerabut dari kata konsistensi manakala pengendalian terhadap ‘rasa’, entah kecewa-kecapean dan keletihan yang teramat sangat mulai mendera. Jasadi, fikriyah, sampe ruhiyah.
Sungguh, saya malu.
Di tengah medan yang butuh ketajaman menatap, keteguhan melangkah, ternyata jiwa ini masih sangat begitu ringkih. Berbagai cap dan prasangka yang dilabelkan orang, sungguh tak sepadan dengan siapa sebenarnya diri ini. Mereka tidak pernah tahu, ketika hati ini lemah, menangis dalam bisu, menatap kosong untuk menghitung kembali apa yang sebenarnya telah saya lakukan, menengok dan menata kembali akan niat yang ada dalam dada ini yang kadang tidak disadari terkikis oleh godaan-godaan sesaat. Sungguh, dzolim hamba-Mu ini. Ikhlaskah untuk-Mu apa yang telah kuberikan ?
Sungguh, ketika hati ini merasa begitu dekat dengan-Mu, kekuatan dan energi dahsyat itu kuperoleh, tapi apa daya, fluktuatif, naudzubillah, tegakkan kembali pijakan hambamu ini, Ya Alloh.
Antum adalah Da’I yang diberi kesempatan untuk menjadi seorang mahasiswa.
Ketika engkau menyadari bahwa ‘sedih-pedihnya’ perjalanan dakwah ini, tapi disanalah kau merasakan kenikmatan. Ada janji dari Sang Maha Penepat Janji, maka perlahan kau pun mengeliminir orientasi keduniawianmu.
Tapi, sungguh dzolim antum !!! Ketika kesucian niat awal yang timbul dari ghiroh akan pengabdian kepada-Nya mulai terkotori, hingga antum tidak bisa seimbang. Dakwah tidak akan mendzolimi Da’Inya, justru Dakwah dijalan-Nya akan menjadi sumber inspirasi dan energi tanpa batas bagi seorang Da’I untuk berkontribusi , berkarya, dan berikhtiar melakukan yang terbaik. Hatta, posisinya sebagai seorang mahasiswa dengan segudang tugas akademisnya, seorang teman dengan hakikat pergaulannya, seorang anak/kakak terhadap keluarganya, seorang insan yang dipercayai untuk memegang ‘beberapa amanah’. Insya Alloh, pasti bisa seimbang. Kuncinya, ketika memang ada ketidakberesan hablumminannasmu, maka tanyakanlah jangan-jangan memang hablumminnallohmu ada masalah ???!!!!
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan ‘kami telah beriman’, dan mereka tidak diuji ? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Alloh pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta “ (QS Al- Ankabut 29 : 2-3)
Purwokerto, 2007
Konsisten dengan niat yang telah diikrarkan di awal, bukan berarti harus bernapas lega, karena niat itu belum teruji ‘kesungguhannya’. Akan ada skenario di lapangan yang disadari atau tidak, akan menguji niat seseorang. Tak aneh, sering niat awal berbalik jalur, tercerabut dari kata konsistensi manakala pengendalian terhadap ‘rasa’, entah kecewa-kecapean dan keletihan yang teramat sangat mulai mendera. Jasadi, fikriyah, sampe ruhiyah.
Sungguh, saya malu.
Di tengah medan yang butuh ketajaman menatap, keteguhan melangkah, ternyata jiwa ini masih sangat begitu ringkih. Berbagai cap dan prasangka yang dilabelkan orang, sungguh tak sepadan dengan siapa sebenarnya diri ini. Mereka tidak pernah tahu, ketika hati ini lemah, menangis dalam bisu, menatap kosong untuk menghitung kembali apa yang sebenarnya telah saya lakukan, menengok dan menata kembali akan niat yang ada dalam dada ini yang kadang tidak disadari terkikis oleh godaan-godaan sesaat. Sungguh, dzolim hamba-Mu ini. Ikhlaskah untuk-Mu apa yang telah kuberikan ?
Sungguh, ketika hati ini merasa begitu dekat dengan-Mu, kekuatan dan energi dahsyat itu kuperoleh, tapi apa daya, fluktuatif, naudzubillah, tegakkan kembali pijakan hambamu ini, Ya Alloh.
Antum adalah Da’I yang diberi kesempatan untuk menjadi seorang mahasiswa.
Ketika engkau menyadari bahwa ‘sedih-pedihnya’ perjalanan dakwah ini, tapi disanalah kau merasakan kenikmatan. Ada janji dari Sang Maha Penepat Janji, maka perlahan kau pun mengeliminir orientasi keduniawianmu.
Tapi, sungguh dzolim antum !!! Ketika kesucian niat awal yang timbul dari ghiroh akan pengabdian kepada-Nya mulai terkotori, hingga antum tidak bisa seimbang. Dakwah tidak akan mendzolimi Da’Inya, justru Dakwah dijalan-Nya akan menjadi sumber inspirasi dan energi tanpa batas bagi seorang Da’I untuk berkontribusi , berkarya, dan berikhtiar melakukan yang terbaik. Hatta, posisinya sebagai seorang mahasiswa dengan segudang tugas akademisnya, seorang teman dengan hakikat pergaulannya, seorang anak/kakak terhadap keluarganya, seorang insan yang dipercayai untuk memegang ‘beberapa amanah’. Insya Alloh, pasti bisa seimbang. Kuncinya, ketika memang ada ketidakberesan hablumminannasmu, maka tanyakanlah jangan-jangan memang hablumminnallohmu ada masalah ???!!!!
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan ‘kami telah beriman’, dan mereka tidak diuji ? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Alloh pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta “ (QS Al- Ankabut 29 : 2-3)
Purwokerto, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar