Definisi-ku
Semilir angin menghembus
Hawa dingin perbukitan, dengan embun yang masih bergelayut manja
Kabut putih terhampar bak karpet putih
Gemericik suara air curug dari kejauhan
Hamparan sawah dan pohon-pohon menghijau
Jalan setapak dan berliku menuju puncak curug
Perjalanan yang melukiskan sebuah kesan
Ketika jenuh menyapa setiap rutinitas
Ketika semua gelap seakan tidak ada nur
Ketika ukhuwah pun hanya sekedar pemanis yang tidak realistis
Biarkan alam ini kembali menyadarkan kita
Biarkan semua yang ada ini menguap bersama dinginnya suasana
Kita ternyata masih begitu kecil
Di tengah alam ini, terlihat begitu kerdilnya kita
Ternyata kita belum melakukan apa-apa, sobat
Kita terlalu sering egois dengan ke-aku-an
Kita terlalu banyak berkeluh-kesah menapaki jalan ini
Kadang aku hanya berpikir tentang diriku
Kerjaan beres, akademis yes
Aku mungkin bahkan sering melupakan, bahwa ada yang lain disekelilingku
Pernah juga mungkin, aku melukaimu
Sobat, betapa sungguh tanpamu aku tak tahu akan menjelma seperti apa
Alam ini pun kembali mengajarkan,
Ketika ada masa kita harus berpikir sejernih-jernihnya
Lembutnya belaian awan yang menyapa sang langit,
Derasnya air curug menimpa bebatuan yang perkasa,
Ketika hijaunya daun berpadu dengan merah-kuning bebungaan
Sang bayu pun mengalunkan nyanyian alam
Semua begitu serasi, pada tempatnya, pada fungsinya
Dan dari sanalah perpaduan harmonis begitu mengesankan
Sobat, saling memahami itulah yang perlu kita bangun
Menolong ketika ada dari kita yang memang membutuhkannya
Tak perlu janji-janji manis
Cukup beri perhatian dan kasih sayang
Walaupun hanya sekedar bertanya kabar atau tentang semua tugas
Walau hanya sekedar mendengarkan keluh kesah
Walau hanya sekedar senyuman yang kau berikan
Atau..................................................
Jikalau kau ingin menamparku dengan nasehat-nasehatmu
Lakukanlah……………………………………..
Karena itu adalah bukti bahwa kau adalah saudaraku
Hingga ku tahu………………………………….
Bahwa ukhuwah memang tidak sekedar kata
Tapi ia begitu nyata, dekat, dan terasa
Dan aku pun menjadi terdefinisi dengan adanya dirimu
Purwokerto, 1 Januari 2006
Ketika kita merasa pesimis terhadap hari esok,
tengoklah bahwa masih ada saudara-saudara di sekitar kita yang siap membantu
Semilir angin menghembus
Hawa dingin perbukitan, dengan embun yang masih bergelayut manja
Kabut putih terhampar bak karpet putih
Gemericik suara air curug dari kejauhan
Hamparan sawah dan pohon-pohon menghijau
Jalan setapak dan berliku menuju puncak curug
Perjalanan yang melukiskan sebuah kesan
Ketika jenuh menyapa setiap rutinitas
Ketika semua gelap seakan tidak ada nur
Ketika ukhuwah pun hanya sekedar pemanis yang tidak realistis
Biarkan alam ini kembali menyadarkan kita
Biarkan semua yang ada ini menguap bersama dinginnya suasana
Kita ternyata masih begitu kecil
Di tengah alam ini, terlihat begitu kerdilnya kita
Ternyata kita belum melakukan apa-apa, sobat
Kita terlalu sering egois dengan ke-aku-an
Kita terlalu banyak berkeluh-kesah menapaki jalan ini
Kadang aku hanya berpikir tentang diriku
Kerjaan beres, akademis yes
Aku mungkin bahkan sering melupakan, bahwa ada yang lain disekelilingku
Pernah juga mungkin, aku melukaimu
Sobat, betapa sungguh tanpamu aku tak tahu akan menjelma seperti apa
Alam ini pun kembali mengajarkan,
Ketika ada masa kita harus berpikir sejernih-jernihnya
Lembutnya belaian awan yang menyapa sang langit,
Derasnya air curug menimpa bebatuan yang perkasa,
Ketika hijaunya daun berpadu dengan merah-kuning bebungaan
Sang bayu pun mengalunkan nyanyian alam
Semua begitu serasi, pada tempatnya, pada fungsinya
Dan dari sanalah perpaduan harmonis begitu mengesankan
Sobat, saling memahami itulah yang perlu kita bangun
Menolong ketika ada dari kita yang memang membutuhkannya
Tak perlu janji-janji manis
Cukup beri perhatian dan kasih sayang
Walaupun hanya sekedar bertanya kabar atau tentang semua tugas
Walau hanya sekedar mendengarkan keluh kesah
Walau hanya sekedar senyuman yang kau berikan
Atau..................................................
Jikalau kau ingin menamparku dengan nasehat-nasehatmu
Lakukanlah……………………………………..
Karena itu adalah bukti bahwa kau adalah saudaraku
Hingga ku tahu………………………………….
Bahwa ukhuwah memang tidak sekedar kata
Tapi ia begitu nyata, dekat, dan terasa
Dan aku pun menjadi terdefinisi dengan adanya dirimu
Purwokerto, 1 Januari 2006
Ketika kita merasa pesimis terhadap hari esok,
tengoklah bahwa masih ada saudara-saudara di sekitar kita yang siap membantu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar