PASTI, ALLOH BERSAMA MEREKA YANG BERJUANG
(Judul disadur dari Majalah Tarbawi)
“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman” (QS Ali Imron : 139)
Jam di dinding menunjukkan Pukul 21.00, ketika Fahmi merebahkan dirinya di tempat tidur. Penat yang terasa ditubuhnya setelah seharian bergumul dengan aktivitasnya. Pukul 06.00 syuro panitia penyambutan Maba di LDKnya, Pukul 10.00 ada rapat pleno panitia Ospek, dan pukul 15.30 ada rapat panitia grand opening mentoring tingkat universitas.
Lain halnya, dengan Salma. Pukul 21.00 pun, dia baru menginjakkan kakinya kembali di kamar kos-kosan. Mukanya kusut karena masih banyak ”PR” yang harus dikerjakannya, amanahnya menjadi 2 sampai 3 di kepanitiaan (termasuk panitia ospek) untuk edisi Agustus- September.
Motivasi bahwasannya ”Orang yang terbaik diantara kamu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain” dan ”....barang siapa menolong agama Alloh, maka Alloh akan menolongnya...” menjadi ruh bagi mereka dalam melaksanakan aktivitas yang bejibun. Tapi, lambat laun, akhirnya ada titik jenuh yang mereka rasakan, ketika rapat ospek terus berputar-putar, ketika sesama ikhwah pun terasa hambar, sampai mereka merasa bekerja sendiri, dan merasakan kelelahan yang sangat atas aktivitas yang dijalankan.(korban perasaan, pikiran, uang..........).
Ikhwah Fillah Rohimakumulloh,
Kitakah juga yang merasakan apa yang mereka rasakan ? Ketika berbagai kegiatan memenuhi buku agenda kita dari bulan Agustus- September. Sampai niatan awal kita untuk menuai kebaikan diuji di tengah perjalanan, rasa jenuh, berprasangka buruk terhadap sesama ikhwah, sampai ada terbesit keinginan untuk melepaskan tanggung jawab yang telah kita pikul.
Aktivitas yang kita lakukan pun seakan-akan tidak ada ruh-nya, hanya berjalan mekanistik.
Astagfirulloh Al A’dzim..............................
Adakah yang salah, saudaraku ?
Coba kita tengok ke dalam diri kita, duhai apa kabar dirimu sang iman ? apa kabar hatimu ? bagaimana dengan lantunan tilawah-tilawahmu ? bagaimana dengan sujud- sujudmu di tengah keheningan malam ? bagaimana dengan do’a- do’a yang engkau lantunkan untuk saudara-saudaramu ?
Fahmi dan Salma, terisak di tengah sujud panjangnya. Dadanya sesak, sekian lama mereka merasakan betapa kering jiwanya. Betapa sholat-sholatnya selama ini, tidak bisa mereka optimalkan untuk meminta pertolongan kepada Dzat Yang Maha Pemberi Pertolongan. Di tengah malam ini, setelah sekian lama akhirnya mereka menyadari, sungguh rekereasi untuk menyandarkan jiwa yang letih, sumber energi yang bisa membuat mereka senantiasa kuat untuk melaksanakan aktivitasnya adalah interaksi vertikal mereka dengan Yang Maha Mengetahui betapa ringkihnya jiwa- jiwa ini, seberapa jauh kedekatan mereka dengan Dzat Yang Maha Pemberi Kekuatan.
Isak tangis pun semakin membuncah, ketika ternyata selama ini mereka menyadari, bahwa niatan awal mereka untuk berbuat kebaikan di jalan-Nya mulai tergeser dengan hal-hal keduniawiaan, tilawah Al-qur’an yang sering ditinggalkan. Dan Rabbi, ternyata mereka memang tidak berjuang sendirian, masih banyak saudara-saudaranya yang lain, yang mempunyai aktivitas yang sama dengan mereka, bahkan bisa jadi tanggung jawabnya lebih banyak.
”Ya Alloh, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru (dakwah di Jalan)-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliaannya, ya Alloh, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma’rifah-Mu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik penolong”
Ikhwah fillah Rohimakumulloh,
Karena hidup adalah perjuangan, dalam konteks dunia maupun akhirat, dalam kepentingan agama ataupun kemanusiaan. Perjuangan tidak mengenal batas, apa saja yang kita berikan untuk kebaikan adalah berjuang. Perjuangan adalah nafas dan naluri kehidupan setiap hari. Kita memang harus berjuang, karena disanalah tempat kita menabung. Amanah yang ada dipundak kita saat ini adalah ladang bagi kita untuk menanam kebaikan, ladang amal bagi mereka yang kembali meluruskan orientasinya, dan ladang bagi kita untuk senantiasa meningkatkan kualitas keimanan kita, karena dari perjalanan inilah, pasti akan banyak aral yang menghadang. Do’a kita semua adalah semoga kita termasuk menjadi bagian orang-orang yang tidak gentar ketika menemukan kesulitan, tidak surut dengan celaan orang yang mencela, tetap tegar dan teguh seberat apapun medan yang kita jalani.
Dan jadilah diri kita bagian dari orang-orang yang menjadi Pemenang di jalan-Nya. ”Just Keep Alloh in our heart and in every steps of our activities, and we will find that we are mujahid/ ah in Alloh's Way !!!”
In Arsip 2006, Pwt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar