Prolog
Tulisan pena di
atas kertas ini, tidak akan pernah berhenti
Walaupun jenak
telah menaunginya dalam hitungan hari
Mandeg untuk
selalu mengevaluasi diri di setiap penghujung hari
Nilai ekonomi
yang mulai tidak terukur
Berhenti.
Dan kaupun
terjatuh,
Merasakan
kehadiran-Nya dalam setiap nafas kehidupan
Kesyukuran yang
membuncah untuk selalu dekat dengan-Nya
Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu,
Dia, tempat untuk
memohon perlindungan dan menyandarkan diri
Tuhan,
Godaan itu datang
kembali
Setan dan nafsu
dengan sgala bentuknya menari-nari
mereka pun
akhirnya tersenyum
sedang sang
nurani menjerit kesakitan
”kemanakan Tuhan-Mu
saat kau melakukan maksiat ?”
”kemanakan
Tuhan-Mu saat kau turuti hawa nafsumu ?”
Menghela nafas
..................
Kau telah
berontak dari rasa syukurmu pada-Nya
Kau telah
menyalahi fitrah-Nya
Dan kaupun
terjatuh,
Pada kesakitan
yang tak pernah kau inginkan
Pada penyesalan
yang mengeraskan hati
Tersenyum simpul
terlihat, tapi hatimu menangis pedih
Dan kaupun
terjatuh, menyesali diri
Meratapi diri
yang telah melupakan setiap kehadiran-Nya
Bulir kesadaran
perlahan menapaki bawah sadarmu
”Belum ada
apa-apanya diri kita”
dijatuhnya
hamba-Nya, ternyata kasih-Nya selalu terasa
Dia masih
menyapamu, cahaya-Nya terasa lembut menelusup pada sang nurani
Tuhanku, izinkan
aku kembali ke pangkuan-Mu
Purwokerto, 7 Februari 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar