Mereka adalah Penjagaku
Kisah ini terputar kembali ketika 4 hari kemarin, ana terkena demam. Suamiku yang menjagaku.
Dan ana tiba-tiba terkenang kejadian 4 tahun lalu di Purwokerto, tepatnya tahun 2008. Sudah cukup lama, tapi menjadi kenangan manis yang tidak terlupakan.
Sore itu, setelah naik motor tanpa pakai jaket dan helm ditambah makan es jeruk habis-habisan..... tiba-tiba meriang menyerang seluruh badan....
Akhirnya malam itu, di Rumah Permata (di atas Permata Busana, kos gratisku dulu, jadi inget Mas Yuris & Mba Mega : Trims) ana istirahat lebih awal dengan harapan besok bisa fit kembali dan bisa tetap masuk kerja.
Sayang disayang, ternyata pagi demamnya semakin menjadi, Desy yang menemuiku di atas pas toko sudah dibuka
“Gimana Na kondisinya ? Klo ga kuat, izin sakit aja, jangan dipaksain, nanti ana sampaikan. Ada sarapan juga, dimakan y”.
“Y, Desy.....minta tolong untuk disampaikan ke Mas Yuris dan temen2x yang lain y. Semoga besok juga sudah sembuh”.
Seharian itu, aku istirahat dan dari jalur ukhuwah kayaknya (he...he.....ada-ada aja...) banyak sms masuk, yang isi intinya “Syafakillah y Teh.... Syafakillah M” dari temen-temen sejawatku dan adek-adek kelasku.
Aku terharu, saat itu....
“Subhanalloh, syukron atas do’a-do’anya. Semoga dengan sakit demam ini juga perantara untuk menghapus dosa-dosaku”.
Demamnya cukup tinggi saat itu, sampai rencananya mau periksa ke Dokter pas sorenya. Tapi ada sms masuk dari temanku, Yeny.
“Na, jangan ke dokter dulu. Biar aku yang periksa dan kasih kamu obat, klo ke dokter paling ujung-ujungnya dibilang tipes”
Maklum, nih temenku yang satu ini dokter juga, ana nurut aja......karena Yeny sendiri nanti yang mau ke Rumah Permata.
Akhirnya, sore itu ana diperiksa sama dr. Yeny Malasari. Saking beratnya kepala, pas Yeny datang, ana tak mengenali beliau.......
“Istirahat dulu Na, 2-3 hari ini jangan kecapean. Ini obat untuk penurun panasnya, trus ini untuk obat maagnya. Jangan makan yang pedes-pedes dulu”.
“Nanti malam ditemenin siapa?” sambungnya
“Ada M Ratna. Trus tadi pada sms, Miftah-Diah-Fera mau nginep di sini malam ini” jawabku
“Ya udah, aku pulang dulu. Besok pagi masuk lagi soalnya”.
“Syukron y Yen”.
Dan Subhanalloh, malam itu..... ana ditemenin “my lovely sisters-Afifah Thohiroh Crew”. Padahal di Rumah Permata Cuma ada kasur 1.
“Nggak pa-pa Teh, masalah tidur gampang, kita bisa tidur di kursi. Yang penting Teteh cepat sembuh” kata mereka.
Malam itu, ana merasakan begitu damai, mereka membacakan tilawah Al Qur’an sampai ana terlelap.
Besok paginya, tiba-tiba sudah ada Dyah W dan Tri R...
“Teh ini nasi dan sayur bening untuk sarapan. Dimakan y....”
“Lho siapa yang buat..... malah ngerepotin...”
Mereka saling tunjuk-menunjuk, nggak da yang ngaku (yang pasti, ni buatan mereka berdua pastinya).
Ana terharu......padahal pagi itu pukul 07.00 mereka masih harus masuk kuliah, tapi pukul 06.30 menyempatkan diri mampir ke Rumah Permata dan membuat sarapan pagi.
“Semoga Ilmu mereka barokah untuk masa depan mereka”
M Ratna W, M Tri Pras dan Dede Faza yang lucu menyempatkan juga untuk menengok, pun dengan Mba Mega dan teman-teman yang lainnya.
Alhamdulillah, besoknya sudah agak mendingan dan ana akhirnya bisa masuk kerja kembali, setelah 3 hari izin sakit.
Subhanalloh walhamdulillah wa la ilaha ilallah huwa allohu akbar
Tenyata disaat sakit pun, Alloh memberikan hikmah dan pembelajarannya pada hambaNya yang masih mengeja cintaNya ini.
Ukhuwah..... Nilai ukhuwah yang ana rasakan dari orang-orang sekeliling,
Ternyata tidak sekedar kata, tapi terealisasi dari ketulusan mereka ketika mereka berusaha untuk berlomba-lomba meringankan beban saudaranya.
Jazakumulloh khoiron katsiron saudara-saudariku.
Sepenggal episode ukhuwah di Purwokerto dari sekian banyak episode ukhuwah yang lainnya.
Dan mereka adalah penjagaku, Dan Allohlah penjaga yang abadi.
Rembang, 7 September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar